Dalam Hunger Games maupun Battle Royale, seluruh kandidat mempertaruhkan nyawa mereka. Drama Korea yang lagi hits, Squid Games, juga membawakan tema tersebut. Mereka berpetualangan dengan memainkan banyak game yang dirancang oleh para VIP. Di Indonesia juga drama ini sedang hype dan hampir semua generasi muda nonton. Beberapa fakta menarik seputar Squid Games dapat kamu simak berikut.
Fakta Squid Game, Genre yang bermacam-macam
Diceritakan bahwa dunia kapitalisme menyisakan oknum yang suka menonton pertandingan yang menumpahkan darah. Seluruh peserta yang berkecimpung mengikuti gamenya adalah kalangan orang yang lemah dalam hal perekonomian. Demi mendapatkan penghasilan super besar, mereka harus mempertaruhkan nyawa menjadi pemenang. Di dalamnya memuat genre yang bermacam-macam mulai dari thriller dan horror.

Memperkenalkan permainan tradisional Korea
Di samping dari kekerasan yang ditayangkan selama film berlangsung, Squid Games memperkenalkan kepada penonton tentang permainan tradisional Mugunghwa has bloomed. Game tradisional yang punya kesamaan dengan What's the time, Mr Wolf. Sedangkan di Indonesia game disebut patung-patungan. Intinya permainan yang ada dalam Squid Games menjelaskan tentang permainan tradisional yang banyak beredar di beberapa negara.

Mulai pembuatan film pada 2020
Penulisan skrip suatu film harus dilakukan sungguh-sungguh. Dilansir dari dunia games bahwa skrip dari drama ini sudah selesai sejak 2009. Sebagian besar orang yang berada di tahun 2009 menilai bahwa skrip terlalu brutal dan penuh plot yang kompleks. Masyarakat dominan masih menilai alurnya terlalu kebarat-baratan. Namun berkembangnya jaman membuat orang semakin berpikir go internasional dan akhirnya pembuatan film Squid Game berlangsung di tahun 2020. Pembuatan film sempat tertunda akibat melonjaknya Covid-19. Namun setiap staff dan aktor yang terlibat berhasil menyelesaikan syuting pada tahun 2020.

Fakta Squid Game, Libatkan 456 partisipan
Adegan pembantaian yang ada dalam film jelas hanya pura-pura. Namun demi totalitas dan membuat film semakin nyata, produser pilih melibatkan 456 partisipan sungguhan. Seiring perkembangan cerita, partisipan yang berperan semakin sedikit. Mereka benar-benar pergi ke rumah dan Park Hae Soo sempat jelaskan bahwa ruangan terasa semakin sunyi.